![What is Exploratory Data Analysis? [Steps & Examples]](https://cdn-blog.scalablepath.com/uploads/2021/06/exploratory-data-analysis-900x615-1.png)
Setiap data punya cerita. Tapi bagaimana Anda bisa memahami cerita itu jika data masih dalam bentuk mentah dan acak? Di sinilah peran Exploratory Data Analysis (EDA) menjadi sangat penting. EDA adalah kunci untuk membuka wawasan dari data mentah sebelum melangkah ke tahap modeling atau analisis lanjutan.
Tanpa EDA, analisis bisa jadi menyesatkan. Tapi dengan EDA yang tepat, data yang semula membingungkan bisa berubah menjadi strategi bisnis, kebijakan publik, bahkan inovasi baru.
Apa Itu Exploratory Data Analysis?
Exploratory data analysis (EDA) adalah pendekatan awal dalam analisis data untuk memahami karakteristik, pola, dan anomali dalam data mentah. Melalui statistik deskriptif dan visualisasi data, EDA membantu membuka potensi tersembunyi dalam data sebelum tahap modeling dilakukan.
EDA pertama kali dipopulerkan oleh John Tukey, seorang pelopor dalam statistik modern, yang percaya bahwa data perlu “dilihat dan dirasakan” terlebih dahulu sebelum digeneralisasi ke kesimpulan.
Mengapa EDA Menjadi Tahap Krusial dalam Olah Data?
EDA bukan hanya pelengkap. Ia adalah jembatan penting antara data mentah dan pengambilan keputusan yang berbasis bukti. Dengan EDA, Anda bisa:
- Menemukan outlier yang mengganggu analisis
- Mengidentifikasi pola, tren, dan distribusi
- Mengetahui hubungan antar fitur (variabel)
- Mengenali inkonsistensi dan kesalahan entri
- Mengurangi risiko bias saat modeling
Tanpa eksplorasi awal, Anda berisiko membangun model prediksi di atas fondasi yang salah.
Teknik Populer dalam Exploratory Data Analysis
1. Statistik Deskriptif
Langkah pertama dalam EDA adalah menghitung nilai-nilai penting seperti:
- Mean (rata-rata)
- Median
- Modus
- Minimum dan maksimum
- Standar deviasi
- Kuartil
Tujuannya adalah memberi gambaran umum mengenai karakter data.
2. Visualisasi Data
Visualisasi adalah inti dari EDA. Teknik visual yang umum digunakan meliputi:
- Histogram – untuk melihat distribusi frekuensi
- Boxplot – untuk mendeteksi outlier
- Scatter plot – untuk melihat hubungan antar dua variabel
- Heatmap – untuk memetakan korelasi
Tools seperti Python (matplotlib, seaborn), R (ggplot2), dan Tableau sangat membantu proses ini.
3. Deteksi Missing Value dan Outlier
EDA memungkinkan Anda mengidentifikasi data yang hilang dan nilai-nilai yang mencurigakan. Jangan lewatkan tahap ini, karena outlier atau data kosong dapat memengaruhi hasil analisis secara signifikan.
Contoh Penerapan Exploratory Data Analysis dalam Dunia Nyata
Bayangkan Anda bekerja di perusahaan fintech yang ingin mengetahui faktor yang memengaruhi keterlambatan pembayaran pinjaman. Dengan EDA, Anda bisa:
- Melihat distribusi umur dan pekerjaan peminjam
- Menggunakan heatmap untuk mengecek korelasi antara penghasilan dan keterlambatan
- Menemukan bahwa pengguna berusia di bawah 25 tahun memiliki tingkat keterlambatan tertinggi
- Menemukan data aneh seperti pinjaman Rp0 atau tanggal jatuh tempo yang berada di masa lalu
Temuan ini sangat berguna untuk membentuk hipotesis, membersihkan data, dan membangun model prediktif yang tepat.
Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan EDA
Meskipun terdengar mudah, banyak analis yang membuat kesalahan saat melakukan EDA, seperti:
- Terlalu bergantung pada visualisasi tanpa interpretasi mendalam
- Mengabaikan nilai kosong atau duplikat
- Tidak mendokumentasikan temuan
- Menggunakan grafik yang tidak sesuai dengan jenis data
Ingat: EDA bukan tentang membuat grafik yang indah, tapi tentang memahami makna di balik data.
Langkah-Langkah Praktis Melakukan EDA
Agar EDA lebih sistematis dan efisien, berikut langkah-langkah praktis yang bisa Anda terapkan:
- Periksa tipe dan struktur data
- Identifikasi nilai kosong dan duplikat
- Gunakan statistik deskriptif
- Visualisasikan data dengan grafik yang sesuai
- Catat temuan dan insight penting
Jika dilakukan dengan baik, EDA akan sangat mempermudah proses machine learning dan analisis lanjutan.
Saatnya Biarkan Data Anda “Berbicara”
Exploratory data analysis bukanlah langkah tambahan—ia adalah fondasi dari proses analisis data yang baik. Melalui EDA, Anda bisa mengenali pola, menghindari jebakan data kotor, dan membuka potensi tersembunyi dalam dataset.
Untuk Anda yang sedang mengembangkan model prediktif, mengolah data bisnis, atau sekadar ingin memahami data lebih dalam, mulailah dengan EDA yang kuat dan terstruktur.
Baca juga : Pentingnya Data Cleaning dalam Analisis Data
Leave a Reply