Blog Kami

Uji Korelasi vs Regresi: Beda Tujuan dan Cara Bacanya

·

·

uji korelasi dan regresi

Dalam analisis data kuantitatif, uji korelasi dan regresi sering digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Tapi, apakah keduanya bisa saling menggantikan? Tentu tidak. Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan uji korelasi dan regresi, dari segi tujuan, penggunaan, dan cara membaca output SPSS.

Apa Itu Uji Korelasi?

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan dan seberapa kuat hubungan tersebut. Namun, korelasi tidak menjelaskan sebab-akibat, hanya mengukur tingkat keterkaitan.

Contoh Kasus:

Apakah ada hubungan antara durasi belajar dan nilai ujian?

Output SPSS yang Diperhatikan:

  • Significance (Sig. 2-tailed): Jika < 0,05 → hubungan signifikan.

Interpretasi Singkat:

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan nilai r = 0,623 dengan sig = 0,002 < 0,05, artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara durasi belajar dan nilai ujian.

Apa Itu Uji Regresi?

Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lainnya. Regresi bersifat prediktif dan menjelaskan hubungan kausal.

Contoh Kasus:

Apakah durasi belajar berpengaruh terhadap nilai ujian?

Output SPSS yang Diperhatikan:

  • R Square: Menunjukkan seberapa besar pengaruh X terhadap Y.
  • Sig. F Change (ANOVA): Apakah model regresi signifikan.
  • Coefficients (Sig. dan B): Menunjukkan pengaruh tiap variabel.

Interpretasi Singkat:

Nilai R Square sebesar 0,388 menunjukkan bahwa 38,8% variasi nilai ujian dijelaskan oleh durasi belajar. Nilai sig 0,001 < 0,05 menunjukkan bahwa model regresi signifikan.

Tabel Perbedaan Korelasi dan Regresi

AspekUji KorelasiUji Regresi
TujuanMengetahui hubungan antar variabelMengetahui pengaruh satu variabel terhadap yang lain
Output UtamaNilai r dan Sig.R Square, ANOVA, Coefficients
Arah HubunganYa (positif/negatif)Ya
Sebab-AkibatTidak bisa menjelaskanBisa menjelaskan (kausalitas)
Jumlah Variabel2 variabel≥2 variabel (1 dependen, ≥1 independen)

Kapan Menggunakan Uji Korelasi?

Gunakan uji korelasi jika:

  • Ingin mengetahui apakah dua variabel berhubungan.
  • Tidak perlu menjelaskan sebab-akibat.
  • Tujuan penelitian hanya ingin menemukan pola keterkaitan.

Contoh: Hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur.

Kapan Menggunakan Uji Regresi?

Gunakan uji regresi jika:

  • Ingin mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y.
  • Perlu model prediksi.
  • Hipotesis Anda berbunyi: “X memengaruhi Y”.

Contoh: Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik.

Cara Menentukan Uji yang Tepat

Sebelum memilih antara uji korelasi atau regresi, pastikan:

  1. Rumusan masalah Anda bersifat hubungan atau pengaruh?
  2. Skala data bersifat interval atau rasio?
  3. Anda menggunakan data yang berdistribusi normal?

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

  • Menggunakan korelasi untuk menyimpulkan sebab-akibat.
  • Tidak menyebutkan nilai signifikansi saat membaca output.
  • Salah memilih uji karena rumusan masalah tidak jelas.

Kesimpulan

Uji korelasi dan regresi memiliki fungsi yang berbeda. Korelasi untuk melihat hubungan, sedangkan regresi untuk melihat pengaruh. Memahami perbedaan ini akan memudahkan Anda dalam memilih uji statistik yang tepat dan menyusun laporan hasil analisis yang valid.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *