
Uji validitas dan reliabilitas sering muncul dalam skripsi kuantitatif, terutama saat kamu menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Sayangnya, banyak mahasiswa bingung membaca hasil uji ini di SPSS atau software lain karena istilah statistiknya terlihat rumit.
Tenang, artikel ini akan membantumu membaca dan memahami hasil uji validitas dan reliabilitas dengan bahasa yang sederhana, tanpa harus jadi ahli statistik!
Kenapa Uji Validitas dan Reliabilitas Penting?
Uji validitas dan reliabilitas penting karena berfungsi untuk mengukur apakah alat ukur yang kamu gunakan benar-benar mengukur hal yang seharusnya (valid) dan apakah hasilnya konsisten (reliabel).
Tanpa uji ini, data dari kuesioner bisa diragukan dan kesimpulan penelitian bisa keliru. Oleh karena itu, sebelum analisis utama dilakukan, dua hal ini harus lolos uji terlebih dahulu.
Cara Membaca Hasil Uji Validitas
Apa itu Uji Validitas?
Validitas menunjukkan apakah pertanyaan dalam kuesioner benar-benar relevan dengan apa yang ingin diukur. Biasanya diuji menggunakan korelasi Pearson (r hitung) dibandingkan dengan r tabel.
Cara membaca hasil uji validitas:
- Lihat nilai r hitung pada output SPSS (bisa ditemukan di kolom “Corrected Item-Total Correlation”).
- Bandingkan dengan r tabel, misalnya pada tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah responden tertentu.
- Jika r hitung > r tabel, maka item valid.
- Jika r hitung < r tabel, maka item tidak valid dan bisa dipertimbangkan untuk dihapus.
Contoh sederhana:
Jika r tabel = 0,300 dan item 1 memiliki r hitung = 0,521 → maka item tersebut valid.
Cara Membaca Hasil Uji Reliabilitas
Apa itu Uji Reliabilitas?
Reliabilitas berarti seberapa konsisten alat ukur tersebut. Jika kuesioner diisi ulang oleh responden yang sama di waktu berbeda, hasilnya tetap stabil. Biasanya menggunakan Alpha Cronbach.
Cara membaca hasil uji reliabilitas:
- Lihat nilai Cronbach’s Alpha pada output SPSS.
- Bandingkan dengan pedoman umum:
Nilai Alpha Cronbach | Keterangan |
---|---|
> 0,90 | Sangat reliabel |
0,70 – 0,90 | Cukup reliabel |
0,60 – 0,70 | Relatif reliabel |
< 0,60 | Kurang reliabel |
Contoh sederhana:
Jika hasil Cronbach’s Alpha = 0,823 → maka kuesioner cukup reliabel.
Langkah Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah kamu tahu item mana yang valid dan apakah instrumen kamu reliabel, langkah selanjutnya:
- Hapus item yang tidak valid, jika terlalu banyak item tidak valid, pertimbangkan untuk revisi angket.
- Pertahankan item yang valid dan reliabel, lanjutkan ke analisis berikutnya (uji hipotesis, regresi, dll).
- Laporkan hasilnya di skripsi secara jelas, misalnya:
“Berdasarkan hasil uji validitas, dari 15 item pernyataan, 13 dinyatakan valid. Uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,812, sehingga instrumen dinyatakan reliabel.”
Kesimpulan
Uji validitas dan reliabilitas tidak harus bikin pusing. Dengan memahami arti nilai-nilai statistik seperti r hitung dan Cronbach’s Alpha, kamu bisa menentukan kualitas instrumen dengan lebih percaya diri. Validitas menunjukkan apakah isi kuesioner tepat sasaran, sedangkan reliabilitas menunjukkan apakah hasilnya konsisten. Gunakan panduan ini sebagai acuan saat membaca output SPSS dan menulis bab 4 skripsi kamu.
Baca juga: Cara Menganalisis Wawancara Skripsi: Dari Transkrip ke Temuan
Leave a Reply